Friday, April 25, 2008

Tuhan selalu mengajarkan kita

April 25, 2008

Cuaca sore itu agak redup, hujan tidak panaspun tidak.

Seperti biasa tiap hari rabu kantor tutup atau karyawan pulang jam 18:00, jadi ada waktu neh untuk ngunjungi kawan, sambil ngambil burung merpati pesanan anaku pikirku.

Berbincang dengan kawan yang sudah cukup lama tak jumpa seru juga, bercerita tentang anak, perkembangan, kegiatan-kegiatan ya yang selama ini dilakukan dan tak terasa sudah tiga rumah dikunjungi dengan cerita yang berbeda-beda, ya dalam hatiku berbicara untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang diberikan kepada kami, disetiap insan memang ada kelebihan dan kekurangannya. Dan Tuhan sedang bercerita kepadaku mengenai hidup dengan gambaran-gambaran yang aku lihat.

Setelah cukup lama lalu kupamit pulang, dan tak lupa sambil membawa merpati satu pasang, dibayangkan betap bahagianya anaku mempunyai binatang kesayangannya. Perjalanan pulangku cukup lama sekitar 30 menit dengan kecepatan 80km/jam. Sedangkan kalau dari rumah ke tempat kerja kurang lebih 1 jam perjalanan.

Setelah samapi di rumah, ternyata sudah ada yang nunggu, selain keluarga juga kawan yang sudah nunggu sejak jam 7 tadi katanya. " Surprise" kataku sambil membuka box, dan memang terlihat wajah ceria diwajah anaku. Memang anaku ini suka akan binatang, sampai dia sering bersama kawan-kawannya mencari kecebong, cacing, ikan, belalang dan lain-lainnya di parit, di lapang, dan anakku bukanlah untuk dilarang, walaupun suka ada rasa ketakutan dalam hatiku terhadap anakku. Disisi lain aku harus memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada anaku. Selain itu kesenangan masa kecil haruslah dirasakan oleh anakku. Seperti halnya aku dulu waktu kecil, dan kadang akupunn tersenyum kalau melihat tingkah anak-anakku, terbuka memory itu kemasa kecilku.

"Hallo bos", sapa kawanku

" Ehhh… bapak, dah lama pak?, sebentar ya saya ganti baju dulu " kataku

Setelah beres semua aku kembali kedepan menemui kawanku, yang sudah dari tadi menunggu.

" Wah tambah betah aja neh kayaknya ?" kata dia, Pak Pendi namanya.

" J ya giman lagi pak, dinikmati aja ya"

Singkat cerita, setelah bercerita tentang kerja keluarga, hingga kesuatu pembicaraan.

Pak pendi bertanya, " Kenapa sekarang saya selalu dihantui rasa was-was, tidak percaya diri ?"

" Dalam hal apa itu pak?"

" Dulu saya sewaktu masih berlayar saya selalu bisa beli itu dan ini, tapi untuk sekarang rasanya susah, untuk membeli sesuatu aja kadang berpikirnya minta ampun, padahal saya selalu meminta dan berdoa ?"

" Kalau menurut saya itu disebabkan masa transisi pola hidup kita pak, sayapun kadang-kadang demikian, namun setelah saya hayati, hal tersebut bisa membatasi diri kita, itu bisa berakibat bagus, atau sebaliknya, juga dalam berdoa kita harus hati-hati pak ?

" Iya, padahal ada kawan saya gajihnya dibawah saya, kalau menurut perhitungan kita, itu tidak mungkin, tapi dia bisa beli motor, walaupun kredit, saya g habis piker, coba bayangkan saja…. Cicilan motor aja sebulan hampir sejuta, belum lagi listrik air, makan, bayar kost…. Saya Tanya sama dia kamu kok bisa dia Cuma jawab " hidup ini harus nekat". Kok bisa ya ?

" Ya betul pa, tapi nekad nya dengan iman, karena orang nekat itu pasti yakin, yakin pada diri sendiri otomatis dia yakin sama sang pencipta, yaitu tadi makanya dalam berdoa harus hati-hati, artinya kadang kita berdoa atau meminta sesuatu pada tuhan ada plusnya yaitu ikut mengatur Tuhan, juga kalau kita tidak melakukan kreatifitas ya sama dengan membatasi diri kita pak, artinya menghilangkan satu sisi pemicu dalam hidup kita, memang sih ada yg bersikap seperti itu tapi bukan berarti dia ada dalam rasa was-was, takut tapi dia menikmati hidupnya karena dia selalu bersyukur kepada pemberian tuhan sehingga apa-apa yang diberikan oleh tuhan sudah merasa cukup bagi dirinya.

" ooo itu ya mungkin iya ya membatasi diri "

" Iya pak, arti membatasi diri disini seperti ini, umpamanya kita mau membeli sesuatu terus sebelum membeli kita perhitungkan kita pikirkan uangnya darimana, kita hitung-hitung cukup tidak, terus kita pikir kalau saya jadi beli ini bagaimana makan anak istri, padahal gaji saya tidak cukup. Sejauh itu kita berpikir, belum terjadi kita sudah bikin scenario sendiri yang membuat diri kita pusing sendiri, akhirnya mau apa-apa tidak jadi, sehingga timbul tekanan batin, dan akhirnya akan menyalahkan tuhan, artinya kita selalu bersaing sama Tuhan, padahal diri kita sebenarnya selalu diingatkan dari detik keditik, kita diberikan contoh-contoh agar kita berpikir…. Bukan gitu pak?

" begitu ya…. Ooo saya jadi ingat kejadian, suatu ketika saya ada berpikir ingin membelikan anak meja, lalu saya berpikir dari malam sampai tertidur, kemudian saya lupakan, dan keesokan harinya saya pikir lagi…sapai dalam hati saya mengatakan ah sudah lah lupakan saja, kemudian saya berangkat kerja, tapi ditempat kerja saya ketemu beberapa rekan dan anehnya rekan saya itu ngasih uang, 50rb, dua orang, ketemu lagi sama rekan lain yang cukup lama g ketemu dia ngasih 100rb, kemudian pada saat saya kerja siang atau waktu istirahat, karena saya sedang berada di laut sampai jam dua siang saya sandar ketepi, terus rekan lain mengatakan bang belum makan ya… ini nasi padahal ada disini, saya bilang itulah kalian kalau makan lupa sama saya, ya kalau sekarang dah basi dong, saat itu kedengaran oleh bos saya, lalu bos menghampiri, pendi kamu belum makan?, belum bos gimana saya mo makan saya masih di tengah g ada orang yang jemput kedarat, Ya sudah kamu beli aja keluar nih uang, dia kasih uang, makasih bos, dalam hati paling 20rb, sambil saya berlalu ke luar, setelah agak jauh, saya penasaran lalu saya lihat, wah 50 dolar, banyak juga si bos ngasih ya…… itulah sepulangnya dirumah saya langsung ajak istri saya ke mebel…. Istri saya Tanya… emang ada uang bang…. Yaaaa kesini kan g harus pake uang, itu coba kamu lihat bisa dicicil 12x, akhirnya kami ngambil meja itu dengan harga 400rb, dengan uang pemberian tadi….. iya iya saya baru menangkap hal itu"

" Iya begitu pak, itulah bedanya orang barat dengan kita, kita selalu berpikir dengan otak kiri dulu, jadi membatasi kreatifitas kita……….., kita kadang ya selalu bersaing dengan tuhan, juga selalu tidak sadar bahwa tuhan maha pemberi pertolongan tiap hari di ajarkan oleh tuhan, tentang hidup, kalau kita sadar akan isyarat-isyarat itu, didalam ajaran bapak dan ajaran sayapun sama kita hanya disuruh bersyukur, kalau menurut saya sih rasanya cukup malu kalau saya berdoa meminta kepada tuhan "

Perbincangan kami hamper 3 jam………. Selengkapnya to be continue J


 


 

No comments: